Kita Hanya Belum Cocok

Dibawah siraman air shower yang mengucur deras, gue mendapat setitik pencerahan dari semua hal yang pernah gue lakukan, tentang hal yang gagal, terlebih ini masih tentang hati.

Perihal berusaha memang menjadi hal utama untuk mencapai sebuah harapan, tapi beberapa dari mereka hanya stuck ketika harapan itu mulai meredup, dan beberapanya lagi hanya gak menanggapinya dengan baik.

Waktu dua minggu lebih, banyak yang terjadi di dua minggu terakhir, dari hal yang biasa gue rasakan, sampai hal yang baru gue rasakan lagi. Project yang sedang gue kerjakan adalah menulis "Secangkir Cinta" judul sementara, mungkin akan berubah, atau mungkin gak berubah. Project kedua ini udah gue tulis sejak project pertama gue kirim ke redaksi Gagasmedia "Perjalanan Cinta", sampai hari ini sudah memasuki enam puluh hari, gue masih menunggu dan menunggu kabar baik dari redaksi tentang status naskah gue, semoga semuanya berjalan dengan baik dan seperti yang gue harapkan.

Sedangkan project kedua gue, saat ini gue masih menulis sampai empat belas BAB, dari target dua puluh BAB, project ini akan gue kirim ke redaksi Bukune, untuk mengikuti lomba yang sedang diadakan pihak Bukune, gue garap tulisan ini sejak bulan maret lalu, rencana sampai tanggal 28 mei 2013 gue stop dan gue revisi kemudian gue kirim. Doakan lancar ya.

Lalu hal lainnya.

Gue pernah baca disalah satu buku, gue lupa judul bukunya apa, disana ditulis, jika seseorang yang kamu ajak bertemu atau berbincang ia menolakmu lebih dari tiga kali dengan berbagai alasan, dipastikan dia gak ingin bersamamu atau lebih kasarnya tidak suka dengan kamu. Kalimat itu mengusik pikiran gue, dan terus mengusik gue.

Dulu gue pernah ngajak calon gebetan buat jalan bareng, ajakan pertama ditolak, kedua ditolak, lalu yang ketiga dia udah punya pacar, memang pedih tapi itu sebuah kenyataan daripada gak ada jawaban. Seorang teman juga pernah bercerita, katanya dia pernah mengajak calon gebetannya jalan bareng, tapi ketika waktu yang sudah ditentukannya mendekati, tiba-tiba batal dengan alasan yang gak logis.

Lalu gue mulai berpikir, sebenarnya semua ini hanya belum cocok, mungkin semesta mengatur jalan lain untuk ini, mungkin saja seseorang itu masih belum dibukakan matanya tentang kehadiran sosok seseorang lain dihadapannya. Cinta bukan hal dipaksakan, tapi cinta hanya butuh waktu tapi bukan untuk ditunggu, melainkan mencari waktu itu.

"Cinta bukan kamu, kita, atau dia, tapi cinta hanya satu kata yang mengartikan nyaman, cukup itu saja."

Dan di malam yang bertaburan bintang ini, gue percaya jika cinta gak benar menghilang, ia hanya belum nampak lagi, setelah sebuah akhir dahulu, setelah rasa pahit dan setelah semuanya menjadi hilang. Gue merebahkan tubuh lagi, melihat ke langit-langit kamar, memutar playlist lagu yang ada di-iphone, lalu kemudian memejamkan mata, membayangkan segala hal yang indah, karena memang kita belum cocok untuk hal ini, mungkin lain waktu jika waktu itu masih ada untuk kita.

Jangan lupa follow twitter gue kalo mau di @twinerwinnn