Menunggu Itu Membosankan



Menunggu adalah kegiatan yang sangat membosankan, memang membosankan tapi kita belajar untuk bersabar, dan belajar meredam amarah. Belakangan ini gue sering banget menunggu, menunggu ibu-ibu warteg ngebuatin pesenan yang gue pesen, menunggu klient yang lagi meeting, menunggu antrean pom bensin sampe menunggu datangannya hati (lagi). Dari semua hal yang gue lakukan itu, semuanya nggak terlepas dari menunggu, semuanya butuh dengan yang namanya waktu.

Waktu adalah bagian terpenting dari menunggu, entah bagaimana waktu mampu membuat segala hal menjadi penting, seperti kita pernah pacaran lama dan hanya beberapa hal kecil saja dalam satu waktu yang singkat, semuanya mudah saja hancur, waktu sangat berperan penting, bukan?!

Gue pernah menunggu, bahkan sering dan gue juga pernah ditunggu, tapi bukan oleh (cinta).

Tentang menunggu memang nggak pernah ada habisnya, setiap hari kita harus menunggu, menunggu dan menunggu. Bangun tidur kita menunggu antrean kamar mandi, setelah mandi kita menunggu antrean di lampu merah ketika hendak pergi bekerja/kuliah sampai pada tempat yang kita tuju pun, kita harus menunggu seseorang yang akan di temui, semuanya butuh dengan menunggu.

Beda halnya dengan menunggu cinta, cinta sebenarnya bukan untuk di tunggu, melainkan di cari keberadaanya. Beberapa dari kita sebenarnya nggak pernah peka terhadap hadirnya cinta, seperti mencari cinta yang jauh padahal didekat kita ada cinta. Tapi kita terlalu fokus dengan sesuatu hal yang jauh, yang kadang malah nggak peka dengan kita yang udah capek-capek-an ngejer dia, ya itu lah cinta.

Kadang beberapa dari kita tetep kekeh mengejar cinta itu, meskipun pada awalnya kita udah di banting, di cuekin, di- injek-injek, di ludahin (kata-kata) dan di anggap nggak ada. Tapi semua itu seolah nggak berarti penting untuk kita, karena mata ini udah di butakan oleh cinta (semu).

Pernah seorang teman bercerita sama gue.

"Win, gue musti gimana sama dia, gue masih sayang tapi dia nggak bisa berubah?!" kata seorang teman.

"Kalo emang nggak bisa ya udah, nggak usah di paksain, masih banyak seseorang yang jauh lebih baik dari dia." tegas gue.

"Tapi kan?"

"Tapi kan apa, tapi kan terlanjur cinta?" sambung gue.

Seorang teman hanya diam nggak ngejawab apa-apa.

Pada dasarnya segala sesuatu yang memang udah nggak bisa dirubah lagi, untuk apa di lanjutin, karena cinta bukan sebuah pertengkaran bukan, cinta adalah menyatukan dua hati yang terpisah, bukan membuat hari-hari menjadi drama seperti di sinetron yang selalu ada tetes tangis.

Bukan berarti nggak boleh ngejer cinta, tapi apa nggak capek ngejer yang memang jelas nggak mau di kejer, hal itu hanya ngebuang waktu aja, masih banyak cinta yang harus di kejer dan tentunya pasti untuk di kejer. Tapi jangan pernah mengejar kembali masa lalu, karena disana hanya akan ada ornament luka yang terpajang di dinding kenangan. Inget!

Setelah berakhirnya tulisan ini, aku semenjak saat itu tak lagi memikirkan kamu.