Praktek Pungli di Kalangan Pemerintah Masih Terjadi

Hari ini gue sengaja ijin nggak masuk kerja karena beberapa hari yang lalu gue udah diingetin sama pak polisi untuk segera bayar wajib pajak kendaraan. Hal itu berawal ketika siang itu sangat terik sekali, gue memacu motor dengan kencang-tiba-tiba di depan jalan ada segerombolan polisi dengan baju-baju hijau khas mereka, lalu gue diberhentikan seperti yang di film-film itu.

“Selamat siang, boleh perlihatkan surat-suratnya?” beliau berkata diiringi dengan hormat. Gue membuka kaca penutup helm dan memandangi beliau sebentar lalu merogoh dompet dan mengeluarkan foto matan SIM dan STNK. Setelah di bolak-baliknya SIM dan STNK itu, beliau menyerahkannya lagi kepada gue lalu berkata seperti adegan iklan yang sering gue lihat di televisi.

“Mas Erwin jangan lupa tanggal 16 ya..,” kata beliau seraya tersenyum pepsodent.

Gue hanya mengangguk lalu menyalakan mesin motor dan kembali menyusuri kota Jakarta.

Praktek Pungli di Kalangan Pemerintah Masih Terjadi

Di perjalanan gue sempat berpikir, lusa pajak kendaraan gue akan habis itu pertanda gue harus melakukan perpanjangan, gue belum pernah melakukan perpanjangan pajak kendaraan, hal ini seperti sesuatu yang baru dalam kehidupan gue. Sesampainya di kantor klien, gue merogoh ponsel dan membuka aplikasi browser, gue mengetikan “Prosedur Pembayaran Pajak Kendaraan Di Bekasi” beberapa detik kemudian muncul sederetan kata kunci yang mirip, mata gue beralih dari satu teks ke teks yang lainnya, hingga berhenti pada satu judul yang hampir mirip dengan kata kunci yang tadi gue masukin.

Ternyata gue diarahkan ke website forum ternama yaitu kaskus. Si agan ini memosting tatacaranya membayar pajak kendaraan yang disertai dengan gambar dan alur yang sangat jelas, setelah gue membacanya ternyata mudah untuk dilakukan sendiri tanpa bantuan calo.

Calo Masih Merajalela


Sehari sebelum pajak kendaraan gue jatuh tempo, gue melakukan perpanjangan di samsat kota Bekasi, gue masuk ke dalam parkiran motor, setelah memposisikan motor dengan benar pada parkiran, gue dideketin oleh bapak-bapak yang tingginya hampir sepadan dengan gue, namun dia agak sedikit lusuh dan menyampirkan tas kecil ditubuhnya, dan kalimat itu pun muncul.

“Balik nama atau perpanjang mas?” kata dia pelan.

Gue masih cuek sambil jalan menuju lobby.

“Dibantu mas biar cepet..,” dia berkata lagi sambil mengikuti langkah kaki gue. Lalu gue berhenti sebentar, berputar badan dan mengeluarkan jawaban yang random. “Saya mau cari jodoh pak..,” gue berkata sok melas. Beberapa detik setelah gue berkata itu, dia memasang wajah bingung, lalu berangsur memutar haluan dan kembali mencari mangsa. Abis itu gue ketawa sendiri dalam hati mendapati respon yang random pula.

Gue melanjutkan berjalan masuk ke dalam lobby, lalu menghampiri meja resepsonis untuk mengisi formulir, setelah mendapatkan formulir-gue antre untuk menuliskannya di sebuah meja yang ada di sudut ruangan. Beberapa menit gue menunggu ada seorang bapak-bapak lagi dengan tampilan eksmud, dia bertanya kepada gue.

“Perpanjang STNK, coba lihat?” dia bertanya lalu menarik formulir yang sedang gue genggam. Gue seperti di hipnotis oleh orang tersebut, tanpa perintah dia meminta STNK dan KTP gue untuk di di catat pada formulir tersebut. Setelah menuliskan dan merapikan semua berkas, dia menghitung semua biayanya, sadar kalau dia adalah seorang calo-gue pun menolaknya.

“Saya bisa sendiri pak..,” kata gue.

“Udah siang lho, nanti lama, udah saya bantu saja, cuma setengah jam, masa di bantu sama PETUGAS nggak mau?” balas dia menjelaskan jati dirinya.

Hening beberapa detik.

Entah seperti di hipnotis apa gue mengiyakan untuk menggunakan jasa dia, yaitu calo.

“Kamu tunggu di situ saja, saya yang urus..,” dia berkata sedari menunjukan kursi tunggu. Gue mengikuti perintah dia dan duduk manis menunggu dia membawakan berkas yang sudah selesai. 

Setelah duduk beberapa menit gue menyadari, gue melihat di sekeliling gue, di sana semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing, dan diantara orang-orang yang sedang sibuk mengurusi pajak kendaraan selalu terselip calo-calo yang menyesatkan. Gue mengamati dengan detail, lalu menyimpulkan perbedaan antara orang wajib pajak dan calo. Ciri-cirinya sangat simple:

1. Orang Wajib pajak

Orang ini biasanya masuk ke dalam lobby dengan wajah bingung, entah hal pertama apa yang harus dilakukan, sampai ada seorang calo yang mendekatinya, dan mereka melakukan negosiasi, ada yang terlena dan ada yang kekeh dengan pendiriannya.

2. Calo Biasa

Orang ini memiliki ciri-ciri yang unik, menyampirkan tas kecil di tubuhnya dan menggenggam bolpoint dan secarik kertas formulir. Memasang wajah random keseluruh sudut ruangan, mencari mangsa yang akan dibodohi.

3. Calo Profesional

Orang ini sangat professional, dia berdandan sebagai petugas yang bekerja disana, pura-pura bertanya dan langsung mengeksekusi calon korban untuk menggunakan jasanya dengan sedikit memaksa dan menakut-nakuti jika mengurus wajib pajak itu sulit.

4. Petugas Yang Jujur

Orang ini sangat sedikit sekali, bahkan kadang sudut pandang kita selalu negative menganggap orang ini adalah calo juga, karena populasi orang seperti ini lebih sedikit dari calo yang ada.

Ternyata niatan gue untuk mengurusi wajib pajak sendiri sirna sudah gara-gara calo professional itu, lalu gue berpikir lagi. Wajib pajak adalah tanggungjawab yang wajib dilakukan bagi orang yang memiliki kendaraan bermotor, seharusnya wadah yang membantu menyelesaikan wajib pajak itu harus bersih dan nggak ada calo-calo di dalamnya, seharusnya petugas yang disana memberikan arahan agar wajib pajak awam yang belum tahu apa-apa jadi mengerti prosedur yang baik, seharusnya tagline, “KAMI SIAP MELAYANI ANDA” itu benar-benar dijalankan, bukan hanya sebuah tulisan yang terpampang jelas di lobby. Tapi gue sangat respect dengan petugas yang masih mau memberikan petunjuk kepada wajib pajak yang bertanya, meskipun dari kejauhan gue melihat tidak ada senyum merekah ketika dimintain arahan, tapi setidaknya masih ada orang yang jujur dan rela membantu disana.

Ada yang salah dalam perwadahan penting seperti ini, sebenarnya bukan wadahnya yang salah tapi pelaku dan managementnya yang salah didalamnya, calo itu sangat merugikan dan sangat cepat sekali mewabah, jangankan wajib pajak, tiket konser aja di calo-in. Sedih.

Hal-hal sepele yang berdampak besar seperti ini yang akan menimbulkan korupsi dan tentunya menghancurkan bangsa sendiri, kalau orang dalam aja udah jadi calo akan kemana kita meminta bantuan untuk mengurusi hal yang awam itu sendirian? Pertanyaan besar itu selalu muncul dan terus muncul di kepala gue sampai postingan ini gue tulis.

Jadi apa pandangan kalian terhadap calo?

Posting Komentar

0 Komentar