Ini Endingnya

Kemaren gue abis nulis "Tentang Rasa", sebelumnya nulis juga tentang "Ingin Move On". Banyak yang baca sih felling gue, tapi jarang yang berkomentar, entah tulisan gue jelek atau tulisan gue dapat menyebabkan buang air besar secara berkala.

Tadi abis browsing, browsing. Menjelajahi dunia maya bareng mbah google, biasanya gue bareng doraemon tapi doraemon lagi sabtu malem bareng Michan. Ya sudah deh. Tapi mbak google memang teman terbaik dalam kehidupan gue, tulisan macam apa ini ?

Baik fokus.
Sebelum gue nulis post ini, tadi gue ngecek post post pas masih jamannya belum ada blog, nah lho ? gimana nulisnya coba ?

Oke, oke fokus lagi.

Pernah gak sih kamu melihat dengan nanar kearah jendela, dikaca itu ada gelur gelur gerimis membasahi, tapi kamu bukan membayangkan sambil senyum senyum manis, kamu membayangkan canda tawa saat bareng dia, cerita cerita konyol itu, kenangan yang kamu buat. Tapi itu semua cuman bayangan kamu, sekarang dia yang kamu bayangkan udah sama orang lain, senyuman dia untuk orang lain, bahagia dia untuk orang lain. Dia tersenyum kearah kamu tapi bukan bahagia bersama kamu. Pernah ?

Tadi gue nemu post ini :

Hanya Tentang Sejarah
Gue baca dari judul, gue baca kata demi kata, kalimat demi kalimat sampai paragraph paragraph yang dulu gue tulis. Ternyata tulisan gue masih jelek, itu masih sebuah pemakluman untuk gue sendiri, karena 
"Hidup untuk berusaha dan terus mencoba" ~ Erwin
Gue scroll mouse kebawah, gue baca komentar komentar yang masuk, disana ada something yang membuat fokus mata gue tetap tertuju pada komentar itu, Dia adalah kita, aku dan kamu udah menjadi kita dan saat ini telah menjadi aku dan kamu, secepat itu dan sesederhana itu saja.

Dia yang menitipkan rasa untuk gue dan sebaliknya, gue juga menitipkan rasa untuk dia. Kita saling menitipkan sebuah rasa diantara satu dengan lainnya, saat kamu beranggapan telah menitipkan sebuah rasa untuk orang yang tepat sesungguhnya itu hanya sebuah prediksi kecil, pada akhirnya rasa yang kamu titipkan dikembalikan lagi dan rasa yang kamu tempati udah ditempati dengan rasa orang lain.

Memang kita harus mencoba, tapi gue bisa apa untuk rasa yang memang udah gak bisa menjadi kita ?

Akhirnya gue bisa nulis ending untuk draft tulisan gue, mungkin kalo rasa yang gue titipkan ke dia gak kembali, saat ini gue gak banyak waktu untuk menyelesaikan draft itu.

Buat kamu : Kamu adalah apa yang aku tulis sedangkan aku adalah apa yang gak pernah kamu baca.

Posting Komentar

0 Komentar