Jika Internet Mati?

Taken Here


Minggu yang sejuk, hujan yang turun selalu sama seperti terakhir ketemu mantan waktu acara reuni sekolah, membawa kisah yang tak biasa. Tapi kali ini gue gak mau ngomongin mantan, katanya kalo ngomongin mantan bisa suka lagi, terus bisa balikan abis itu putus lagi, gitu, gitu terus sampai hujan dunia kedua, eh, itu perang dunia kedua deng. Gak, gak lucu ya, yaudah gpp sih namanya juga usaha.

Balik ke tema, posting minggu ini gue mau ngomongin tentang Internet, kayaknya posting ini udah terlambat tapi dari pada gak sama sekali mending terlambat to.

Kalo misalnya listrik mati masih bisa pakai genset, lampu petromak dan lilin. Kalo misalnya mati rasa biasanya pas lagi sayang-sayangannya malah diputusin, ini gak curhat! Kedua hal itu udah biasa bukan, nah kalo misal Internet mati? You know? Dampaknya gede banget, segede teteknya Jupe.

Dilihat dari fungsi dan keeksisan Internet ini, seolah Internet bak raja yang dipuja-puja, dari hal kecil samapai besar. Internet udah jadi kebutuhan premier, ngerjain peer sejarah butuh Internet, ngerjain peer biologi butuh Internet, ngerjain mantan yang nyebelin butuh Internet (Install aplikasi boom SMS), ngerjain skripsi butuh Internet, bahkan nyari orang hilang pun butuh Internet.

Secara garis besar Internet ini udah jadi bagian dari kebutuhan manusia, tanpa Internet tuh rasanya kayak nasi goreng tanpa garam, hambar. Jadi kalo misalnya Internet mati berarti kita bakal ngalamin hal ini lagi:

Ngobrol empat mata

Biasanya Internet digunain untuk chatting, browsing dan typing status. Karena Internet mati, maka ketika ingin berbicara dengan seseorang pun harus menemuinya, berquality time lebih banyak karena ketika bertemu gak akan ada yang sibuk sama gadgetnya sendiri-sendiri. Bagus sih tapi..

Nyari Wifi

Internet mati berarti kalimat, “Mas/mbak, ada wifinya?” dan tulisan “Free Wifi” jadi “RIP Wifi” di café-café tempat biasa kalian nongkrong lucu.

Gadget jadi barang sampah

Gue pernah nonton film action yang ceritanya tentang penyebaran virus lewat Internet, karena orang yang gak bertanggung jawab ini, Internet dibuatnya jadi kacau dan merugikan orang lain, karena dianggap mengacau, seorang agen CIA dibantu pakar IT sepakat memusnahkan Internet untuk selamanya, tujuannya emang untuk semua orang tapi akhirnya setelah Internet mati, gadget cuma buat nimpuk anjing, laptop buat ganjelan pintu, monitor dibuang-buangin di tempat sampah. Gue bengong nonton tuh film.

Tukang pos Berjaya kembali

Karena factor Internet mati, maka fasilitas E-mail pun mati, tukang pos yang tadinya cuma anter-anterin paket barang sekarang bisa sering anter-anterin surat, surat dinas, surat kerja sama perusahaan sampai surat cinta dari sepasang LDR beda kota, sungguh mulia sekali jasa mu pak pos.

Kebayangkan dampaknya yang terjadi?

Itu hanya sebagian kecil yang terjadi kalo Internet mati, penggunaan Internet harus dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh UU yang berlaku, gak boleh ngomong sara dan menjelekan orang lain, karena apa yang dikeluarkan di dunia maya maka akan tersimpan tanpa batas waktu, Internet adalah ingatan terbesar setelah manusia, maka apapun yang kalian tulis disana akan jadi sejarah.

Maka dari itu, gunakanlah Internet dengan bijak dan benar. Bikin sesuatu yang menguntungkan banyak orang daripada merugiakan banyak orang, karena bagi sebagian orang yang sedang kesusahan akan selalu berterimakasih dengan orang yang ada di Internet, misalnya ketemu dengan apa yang sedang dia cari. “Jodoh?”

Karena udah mulai malam, gue harus menyiapkan diri untuk pacaran, nah, bagi yang jomlo bisa menyuarakan posting ini kepada kaum jomlo lainnya, karena apa? Karena biar posting ini ramai, kan populasi jomlo lebih banyak dari populasi non jomlo, hehe




Salam

Erwin Syahreza, Ketua Asosiasi Jomlo Indonesia

Kecup

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Wah, jangan ampe. Galau berat kalo beneran terjadi haha

    BalasHapus